Akhir juli yang lalu, saya berkesempatan untuk mengunjungi sebuah klinik bersalin yang terletak di desa Nyuh Kuning, Ubud, Bali. Klinik tersebut bernama Yayasan Bumi Sehat, sebuah klinik bersalin not for profit ( bukan untuk mencari keuntungan ) yang dipimpin oleh Ibu Robin Lim, seorang keturunan Filipina yang berkebangsaan Amerika, seorang bidan, penulis dan penggubah puisi, ibu dari 8 orang anak dan nenek dari 2 orang cucu. Beliau juga adalah Woman of the Year versi UNICEF di tahun 2009. Di klinik ini lah saya mengadakan pelatihan bagi calon instruktur prenatal yoga ( yoga untuk kehamilan ) selama seminggu penuh yang para pesertanya adalah para bidan dan volunteer yang bekerja di klinik tersebut. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini, para bidan dan volunteer di Bumi Sehat akan mampu mengajarkan prenatal yoga sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil melalui yoga.

( klinik Bumi Sehat dari arah depan )
Saya ingat pertama kali mengunjungi Klinik Bumi Sehat dan bertemu dengan ibu Robin adalah pada tahun 2009 yang lalu. Pada saat itu saya adalah salah satu pengajar yoga di Balispirit Festival 2009 yang salah satu tugas saya adalah untuk mengajarkan Prenatal Yoga ke para ibu hamil di klinik Bumi Sehat, sebagai bagian dari Outreach Program di perhelatan besar yoga tersebut. Yayasan Bumi sehat adalah sebuah klinik bersalin yang sederhana namun dengan visi dan misi yang besar. Mengusung slogan Gentle Birth Heals Mother Earth, Ibu Robin beserta seluruh staf dan volunteernya bekerja keras untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil di Bali dan sekitarnya, dan mendukung proses persalinan yang alami dengan mempertahankan tiga prinsip, yaitu Nature ( alam ), Tradition ( tradisi ) dan Science/Medical ( medis ). Yang disebutkan terakhir sebisa mungkin diminimalkan dan hanya dilakukan bila ibu hamil mengalami kesulitan yang bisa membahayakan nyawanya ( dan bayinya ) saat melahirkan. Ibu Robin percaya ( begitu pula saya ) bahwa melahirkan adalah suatu proses yang paling alami, sakral, sekaligus ‘primitif’, yang setiap perempuan memiliki kearifan di dalam dirinya untuk mampu melahirkan secara alami, tradisional, dan dengan sesedikit mungkin intervensi medis.
Salah satu keunikan klinik ini adalah dengan adanya pelayanan melahirkan dengan metode water birth. Di dalam metode ini ibu hamil akan menjalani proses persalinan di dalam bath tub berisi air hangat yang suhunya telah disesuaikan. Hangatnya air akan menjaga otot-otot tubuh agar tetap rileks dan lemas sehingga mempermudah proses persalinan, dan tekanan air akan menyangga panggul calon ibu agar terasa ringan sehingga lebih mudah untuk mengkonsentrasikan perhatian ke organ-organ dasar panggul saat mengejan untuk mengeluarkan kepala bayi. Namun, jangan membayangkan proses melahirkan dengan water birth di tempat ini sebagai cara yang exclusive & sophisticated bak ‘ melahirkan di spa yang mewah ‘ ( walaupun karena harganya yang selangit di kota-kota besar, jujur saja saya sempat juga berpikir demikian ). Di klinik ini, water birth hanyalah salah satu cara melahirkan yang boleh dipilih oleh ibu yang akan melahirkan. Calon ibu boleh memilih untuk melahirkan dengan cara apapun ( diatas kasur atau di dalam bath tub ) dan dengan gaya apapun. Ibu boleh melahirkan sambil berjongkok, merangkak, berbaring miring, dan bahkan berdiri saat melahirkan bayinya. Para bidan akan dengan sabar menunggu proses kelahiran, sambil menenangkan calon ibu, mengusap dan memijatnya, mengajak berdoa, dan siap untuk ‘menangkap’ bayi yang dilahirkan dari posisi apapun 🙂 .. Menyaksikan pemandangan tersebut, dimana kaum perempuan saling mendukung sesamanya, adalah sebuah pemandangan yang menyentuh hati ( walaupun saya hanya sempat melihatnya dari rekaman video ;p ). Ini jadi mengingatkan saya pada adanya saling ketergantungan diantara sesama perempuan, bahwa kita adalah mahluk yang sangat ekspresif dalam mengungkapkan kasih sayang dan emosi, dan itu jadi membuat saya rindu pada ibu, adik, dan kakak-kakak saya yang mayoritas juga adalah perempuan 🙂
Karena kebanyakan pasien melahirkan di klinik ini adalah penduduk asli Bali, maka pembayaran pun di sesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Selain penduduk asli Bali, banyak juga kaum ekspatriat dan orang – orang dari kota besar yang telah melahirkan disini ( walaupun untuk mereka yang mampu, tentu saja mereka boleh membayar lebih, sebagai donasi ). Beberapa diantaranya adalah penyanyi Oppie Andaresta yang juga telah melahirkan anak pertamanya disini. Namun, walaupun dengan pembayaran yang berbeda-beda, bukan berarti pelayanan terhadap ibu hamil yang kurang mampu menjadi berkurang. Service dan hospitality tetap sama, bahkan tidak pernah ada ibu yang sehabis melahirkan pulang bersama bayinya menaiki motor/ojeg karena setiap ibu dan bayinya akan diantar pulang sampai ke rumah dengan menggunakan mobil klinik secara cuma- cuma. Ini benar-benar sebuah kemewahan untuk kemanusiaan, mengingat saat ini banyak para pelaku bisnis ( bahkan ‘ bisnis rumah sakit ’ sekalipun ) yang memberlakukan ‘ service adalah sesuatu yang mahal, dan untuk harga yang murah berarti tidak ada lagi service’…
Begitulah, sangat disayangkan memang, dan oleh karenanya sikap para staf dan volunteer Yayasan Bumi Sehat sangat patut diacungi jempol. Untuk tidak membeda-bedakan pelayanan bagi siapapun yang datang, dari ras manapun, dari agama manapun, dan dari kalangan sosial manapun.
Dan itu juga yang menjadi energi besar yang telah menarik saya untuk kembali ke tempat ini. Untuk memberikan kontribusi yang terbaik yang saya miliki, untuk tempat ini.

( here s our mission )
……………………………………………..
Program kami diadakan selama 6 hari berturut-turut dengan dua shift, yaitu di pagi dan sore hari. Pembagian waktu ini diadakan untuk menyesuaikan diri dengan jam kerja bidan dan volunteer yang berbeda-beda setiap harinya. Acara diadakan di ruangan ashram ( asrama tempat menginap para volunteer yang bekerja untuk Bumi Sehat ) dengan peserta 7 orang di pagi hari dan 7 orang di sore hari. Karena seluruh peserta pelatihan sudah memiliki pengalaman beryoga sebelumnya, maka sama sekali tidak sulit bagi saya untuk mengajarkan teknik-teknik prenatal yoga ( yoga untuk kehamilan ).
Prenatal Yoga sebenarnya tidak jauh berbeda dengan praktek yoga untuk orang dewasa pada umumnya, hanya saja dilakukan dengan intensitas yang lebih lembut dan perlahan. Bisa dikatakan, prenatal yoga adalah modifikasi dari yoga klasik ( yang pada umumnya terdiri dari praktik asanas, pranayama, dharana, relaksasi dan meditasi ) yang telah disesuaikan dengan perubahan tubuh ibu hamil sehingga tetap nyaman dan aman untuk dilakukan, baik untuk calon ibu maupun bayi yang tengah dikandungnya.
Beberapa penyesuaian yang disarankan saat berlatih yoga disaat kehamilan diantaranya adalah:
1. Ibu hamil dilarang melakukan asanas yoga yang menekan ke perut atau menelungkup ( dengan alasan yang saya rasa tidak perlu dijelaskan lagi 🙂 ).
2. Ibu hamil dilarang melakukan asanas yoga yang terlalu dalam memuntir tulang punggung ( deep twist ), karena akan memuntir janin di dalam rahimnya.
3. Ibu hamil dilarang melakukan asanas yoga yang membalik posisi tubuh ( inversi ), karena dapat menimbulkan embolism / pemampatan udara dan risiko terlepasnya plasenta.
4. Ibu hamil dilarang melakukan teknik khumbaka / menahan napas, karena akan menghentikan asupan oksigen ke janin.
5. Ibu hamil dilarang melakukan teknik pernapasan kapalabhati, karena akan ‘memeras’ janin.
6. Ibu hamil dilarang melakukan posisi jongkok bila mengalami varises.

( the side corpse)

( half inclined plane )

( supine bound angle pose )
Kehidupan modern saat ini dengan segala kemudahannya banyak berperan dalam mengurangi aktivitas kerja otot tubuh manusia. Semakin banyak kemudahan, semakin berkuranglah kesempatan otot tubuh manusia untuk berjalan dan berlari jauh, melompat, merangkak, mengayuh sepeda, dan bahkan posisi paling alami untuk buang air besar pun ( berjongkok ) untuk sebagian besar orang sudah tergantikan dengan posisi duduk yang sebenarnya kurang membantu proses mengejan. Tidak hanya mengurangi aktivitas kerja otot tubuh manusia, terlalu banyak kemudahan pun akan mengurangi kemampuan tubuh. Tubuh adalah organisma yang cerdas yang akan menyesuaikan diri dengan beban yang diberikan kepadanya, semakin diberikan tantangan fisik maka kemampuan fisik secara kekuatan dan kelenturan semakin meningkat, dan demikian juga sebaliknya. Diperburuk dengan pola makan yang tidak sehat dan paparan polusi. Saya rasa ini juga ada kaitannya dengan mengapa perempuan hamil saat ini lebih susah untuk melahirkan daripada di jaman dulu, dan bahwa ibuku pun telah melahirkan ke 5 anaknya secara normal, tanpa mengalami episiotomy ( penyayatan mulut vagina ), jahitan postpartum, apalagi operasi caesar !
Berlatih yoga secara sistematis akan melatih otot – otot tubuh, membuatnya lebih kuat dan elastis. Otot yang kaku tidak akan membantu proses persalinan, dan sebaliknya, otot yang rileks akan membantu saat melahirkan, membuatnya lebih mudah untuk ‘terbuka’ dan memberi ruang untuk jalan keluar sang buah hati ke dunia. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari berlatih prenatal yoga selama kehamilan :
Manfaat fisik melalui postur tubuh yoga ( asanas ) :
1. Melatih postur tubuh yang baik, tegap, dan kuat di sepanjang kehamilan.
2. Melancarkan aliran darah. Memperlancar supply oksigen, nutrisi dan vitamin dari makanan ke janin.
3. Menguatkan otot punggung, membuatnya lebih kuat untuk menyangga beban kehamilan dan menghindarkan dari cedera punggung atau sakit pinggang.
4. Melatih otot – otot dasar panggul – perineum – yang berfungsi sebagai otot kelahiran, untuk kuat menyangga beban kehamilan dan juga menyangga kandung kemih dan usus besar. Semakin elastis otot dasar panggul, semakin mudah untuk menjalani proses kelahiran dan semakin cepat pula proses pemulihan pasca melahirkannya.
5. Membantu mengurangi/mengatasi ketidaknyamanan fisik selama kehamilan seperti morning sickness, sakit punggung, sakit pinggang, weak bladder, heartburn, konstipasi/sembelit, dll.
Manfaat mental melalui teknik pernapasan yoga ( pranayama ), rileksasi, dan teknik pemusatan pikiran ( Dharana ) :
1. Menggunakan teknik – teknik pernapasan yoga untuk menenangkan diri dan memusatkan pikiran. Sebagai media self help yang akan membantu saat dilanda kecemasan dan ketakutan, atau saat perhatian tercerai berai atau saat perhatian terjebak dalam kemacetan lalu lintas pikiran.
2. Menggunakan teknik – teknik pernapasan yoga untuk beristirahat sejenak di saat jeda antara dua kontraksi, untuk mengumpulkan energi dan prana.
3. Menggunakan teknik – teknik relaksasi untuk menginduksi rasa nyaman dan rileks di sepanjang kehamilan dan saat melahirkan. Menjaga otot – otot tubuh tetap rileks saat melahirkan.
Manfaat spiritual melalui teknik – teknik berkontemplasi dan meditasi :
1. Menggunakan teknik – teknik pemusatan pikiran dan meditasi yang bermanfaat untuk berkomunikasi dengan sang buah hati dan meningkatkan keterikatan/bonding dengannya.
2. Meningkatkan ketenangan dan ketentraman batin selama menjalani kehamilan.
3. Memandang segala sesuatu secara apa adanya, membantu saat ketakutan melanda untuk tidak terkuasai oleh rasa takut.
4. Meningkatkan inner peace, penerimaan diri dan kepasrahan saat melewati semua kesulitan dalam proses kehamilan dan kelahiran.
5. Meningkatkan kemampuan untuk merasa bahagia.
Ketiga manfaat diatas, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan memengaruhi jabang bayi di dalam kandungan. Jabang bayi yang terhubungkan dengan ibunya melalui seuntai umbilical cord ( tali pusat ) dan plasenta akan menerima setiap pesan – pesan kimiawi dari tubuh ibunya melalui peredaran darah. Bila tubuh sang ibu sehat dan sirkulasi darahnya lancar maka sang jabang bayi akan menerima asupan nutrisi dan oksigen secara lebih lancar. Bila sang ibu merasa bahagia dan rileks maka jabang bayi pun akan merasakan luapan endorphin ( hormon senang ) yang dilepaskan dari otak ibunya, dan sebaliknya, bila sang ibu merasa tertekan maka jabang bayi pun akan terkena imbas luapan cortisol ( hormon stres ) dari sang ibu. Selain itu, bayi adalah mahluk spiritual yang untuk berkomunikasi dengannya terlebih dulu sang ibu perlu untuk berada di vibrasi yang sama dengannya. Berlatih meditasi selama kehamilan adalah satu cara yang menyehatkan yang akan memunculkan rasa persatuan yang kuat ( bonding ) di antara ibu dan anak, serta persatuan keduanya dengan segala sesuatu yang ada di sekitarnya, dan persatuan keduanya dengan Penciptanya. Mempelajari teknik –teknik penguasaan mental dan spiritual yoga sangatlah penting di masa kehamilan, disamping juga penguasaan fisik, karena semuanya akan mempersiapkan diri secara fisik – mental – spiritual untuk menghadapi persalinan, dan menghadirkan ketenangan, kepasrahan, kesabaran, keberanian, serta rasa percaya diri akan mampu melewati semuanya.
Damai dan bahagia merupakan fitrah manusia. Mengkondisikan diri untuk selalu bahagia dan damai di sepanjang masa kehamilan akan menciptakan suasana yang terbaik untuk pertumbuhan janin yang kelak akan melahirkan anak – anak yang lebih bahagia dan damai. Menjaga suasana hati untuk tetap damai adalah tugas kita bersama, untuk menciptakan generasi mendatang yang lebih bahagia dan cinta damai, satu persatu dari anak keturunan kita. ( Saya yakin ini juga yang dimaksud oleh Ibu Robin Lim dengan Gentle Birth Heals Mother Earth)
…………………………………………………….
Dan di hari terakhir kunjungan saya di Ubud, saya menyempatkan diri untuk menikmati suasana Ubud untuk terakhir kalinya sambil berjalan kaki seorang diri di sepanjang Monkey Forest dan jalan Hanoman. Di salah satu toko souvenir, saya menemukan sebuah tanda mata yang sepertinya cocok untuk saya hadiahkan bagi tempat berlatih kami, Yoga Leaf di Bandung. Memang pada dasarnya saya adalah seseorang yang senang ‘memunguti’ kata-kata mutiara , kalimat yang tertulis di atas tanda mata tersebut saya rasakan cocok untuk menutup perjalanan saya ke Ubud kali ini, sebagai kesimpulan dari semua yang telah saya lalui selama seminggu ini di Yayasan Bumi Sehat. ( dan hey, memang tidak ada yang kebetulan kan ? 🙂 )
If there is light in the soul,
There will be beauty in the person.
If there is beauty in the person,
There will be harmony in the house.
If there is harmony in the house,
There will be order in the nation.
If there is order in the nation,
There will be peace in the world. ( Chinese Proverbs )
then, PEACE BEGINS WITH ME.
( Bandung, 29 Juli 2010 )

( Ibu Robin Lim with Pujiastuti Sindhu )




Leave a Reply