Di setiap angkatan pelatihan, saya selalu mengingatkan para peserta, “Ruangan tempat anda mengajar bisa saja tidak ideal untuk berlatih yoga. Adalah tugas pengajar untuk bisa survive di setiap setting tempat mengajar, seperti apa pun itu.”
Beda lokasi mengajar, beda tantangan
Contohnya seperti mengajar klien privat di rumahnya. Tidak aneh bila kita harus terlibat dengan kegiatan geser-geser perabotan untuk mengadakan tempat berlatih, karena tidak semua keluarga punya ruangan ekstra yg khusus untuk berlatih. Kita harus siap mengajar di teras, di kamar, atau di ruang keluarga yg sudah penuh barang. Kita pun harus terlatih mengabaikan godaan-godaan inderawi dari aktivitas rumahan ( misalnya suara2 pedagang makanan yang lewat, suara kegiatan anggota keluarga tersebut, atau wangi masakan dari dapur, dll).
Bahkan, pengajar juga harus siap tidak kebagian tempat bila ada anggota keluarga yg tiba2 bergabung. Walaupun sebagai pengajar bisa saja kita menggunakan otoritas untuk menolak peserta dadakan, tapi bila anda mampu melakukannya ( tidak kebagian matras, memandu hanya dengan instruksi, dan sesekali memberikan demo di salah satu matras peserta saat jeda ) itu membuktikan anda pengajar yang fleksibel dan skillful.
Melatih skill untuk beradaptasi
“The one who can adjust is the one who will survive”. Kemampuan untuk merespons situasi dengan baik akan membuat situasi pun berkembang dengan baik. Kelas tetap berjalan lancar dan berakhir memuaskan.
Pengajar adalah pemimpin kelas. Bila ia mampu untuk tenang saat mengajar, maka suasana ketenangan itu yang akan membimbing murid2 anda untuk tenang. Terlepas dari setting tempat mengajar saat itu, apakah di studio yoga yg lux, atau sekedar di ruang tamu.
Seni Mengajar di Rumah
Begitu pula bila anda memutuskan untuk mengajar di rumah sendiri. Anda perlu sadar adanya keterbatasan2 dari sebuah home yoga studio yang bersatu fungsi dengan rumah tinggal. Anda perlu menjaga privasi murid2 anda sekaligus penghuni rumah, diantaranya dengan membuat sekat tidak permanen atau partisi yang mudah digeser dan mengatur alur lalu lintas kegiatan anggota keluarga yg berbeda dengan murid yoga anda agar tidak bentrok.
Anda perlu juga memberi pengertian anggota keluarga untuk menjaga ketenangan selama kelas berlangsung, sekaligus juga mengerti bila suara2 memang tidak pernah bisa sepenuhnya dihilangkan. Minimal, anda bisa berharap peserta yoga akan mengerti, karena mereka pun bagian dari keluarga masing2 yang sudah punya anak dan mungkin juga suka tiba2 didatangi satpam yang menagih iuran keamanan.
Ruang Pribadi VS Ruang Usaha
Peran itulah yang kini tengah saya jalani di Rumah Yoga Leaf. Menjaga keseimbangan antara privasi peserta yoga dan penghuni rumah. Meminta maaf dan pengertian dari peserta yoga atas potensi gangguan2 domestik, sekaligus meminta maaf dan berterimakasih pada anggota keluarga karena rumahnya – yang seharusnya menjadi tempat pribadi – digunakan untuk kegiatan bekerja orangtuanya. Ini berlaku juga untuk tetangga rumah kiri – kanan – depan yg terkena imbas parkir dan polusi suara dari kegiatan saya. Makasih ya pakbu tetangga2ku yg baik 🌺
Sejauh ini saya merasa bisa menjaga keseimbangan itu, dan merasakan kemudahan dan kepuasan dari mengajar yoga di rumah. Walaupun masih meninggalkan satu penyesalan: sejak work-at-home, kegiatan bike-to-work ku otomatis hilang! ( karena ‘kantornya’ pindah ke rumah ) 😁😢
Foto-foto bisa dilihat di lnstagram Yoga Leaf
Tentang Rumah Yoga Leaf bisa dilihat dalam video
Suasana kelas yoga bisa dilihat dalam video
Lokasi kami bisa dilihat di Rumah Yoga Leaf
setujuuu Teteh,selalu inspirasi ketenangan, keteduhan hati, pemaknaan hidup yg ga neko” … terimakasih sudah selalu mengingatkan hidup yg apa ada nya … terus inspirasi ya Teteh sayaaang
Alhamdulillah. Nuhun mbak Diah. Perlu ketenangan dan keseimbangan untuk menentukan kapan harus tenang dan kapan harus berjuang. Jangan sampai akhirnya jadi malas berjuang atau terlalu ngotot. Sami2.. semoga selalu sukses utk kelas2 di rumahmu. Berkarya dari rumah memang menenangkan diri kita dan keluarga. Salam hangat.
Iniii….yg saya sdg pikirkan teeh… Kok semesta sepertinya tahu apa yg sdg sy pikirkan yaa….
MashaaAllahh
Kini terjawab sudahhh, alhamdulillah.
Hatur nuhuuun, Tetehho
Teh Uji tulisannya memang selalu bergizi, Love it! ✨🌷💞
Alhamdulillah. Ada jaring2 penghubung yang tidak terlihat yang menghubungkan kita di alam semesta. Bahasa gampangnya sih, pasti selalu ada yg senasib hehe. Tuhan ada dimana2 dan mengarahkan kita ke petunjuk2 yg mungkin sedang kita butuhkan. Sehat selalu teh Neneng.Nuhun sudah mampir. HUGS.
Setuju teteh. Latihan konsentrasi dan agar kita bisa fokus terhadap situasi yang dihadapi. Dan di Yoga Leaf Saya belajar itu. Terimakasih teteho arahan dan ilmu nya.
Alhamdulillah. Sekaligus belajar tentang keterbatasan. Segalanya bisa dibikin enak kalo hati kita mengijinkan. Sukses ya teh Yosi utk kelas2nya. Hugs.
Terima kasih Teteh Ujie sharingnya, benar banget. Sesiap apapun seorang pengajar yoga saat berangkat mengajar, pasti ada saja faktor di lokasi mengajar yg membuat kita harus menyesuaikan dg kondisi di tempat.
Benar mbak. Oleh karena itu dengan mempersiapkan lesson plan dan melakukan centering sebelum mengajar akan membuat kita jadi lebih tenang dan mampu beradaptasi dengan faktor2 itu. Nuhun sharingnya. Salam hangat.
Terima kasih buat sharing inspirasinya teh….Semoga bisa sy aplikasikan jg teh…🙏🙏😄
Semoga sukses mbak Sarina 🤗
Makasih teh…sangat bermanfaat…punya niat buat bikin studio sendiri di rumah
Selamat merintis usahanya! Sukses ya mbak Ochie 💗💗
Terima kasih, Teh Ujie, untuk tulisannya yang suka bener aja. Walau yang saya jalani sekarang menyenangkan dan berjalan baik dengan keterbatasan yang ada, namun perlu tetap cerdik juga untuk terus berkembang. Mohon doanya ya, Teh 💙
Nuhun sharingnya Lia sayang 🌷🌷 Setiap kondisi bisa dilihat sebagai peluang untuk mempraktikkan Santosha ( berpuashati, bisa juga respect your limit ) dan Tapas ( kegigihan atau break your limit ). Bila kita terlalu cepat puas akhirnya malah tidak berkembang. Sebaliknya kalo terlalu ngotot malah jadi g enjoy menjalaninya. Cari jalan tengah agar tetap tenang, namun jelas alirannya dan tidak menjadi stagnan. Semoga Yoga Rabu terus berkembang. Saya percaya pada 2 orang pentolannya 😊😊
Terima kasih banyak ya, Teh Ujie 🌾🌾🌾🌾
Terima kasih teh Uji untuk sharingnya. Pengalaman TT Modul 1 di rumah teteh kemarin sangat berharga dan inspiratif buat saya. Bagaimana teteh bisa menjalani semua peran dan menjaganya tetap berkualitas itu yg sangat menginspirasi. Terima kasih banyak
Hatur nuhun kanggo apresiasinya mbak Rani. Kuncinya ada 2:
1. Persiapan yg matang utk mengantisipasi error. Time & work scheduling diperlukan utk itu.
2. Enak perasaan agar tetap tenang dan bening menghadapi hal2 yg kurang berkenan. Latihan yoga mempersiapkan kita utk itu.
Sukses selalu utkmu 🤗
Terimakasih bnyk teh, sangat menginspirasi, untuk saya pribadi agar memperhatikan hal hal yg terkadang terlupakan….😘😘😘
Sama2 mbak. Semoga bisa jumpa lagi di lain waktu 🍀🍀
Pelajaran yang sangat beharga buat saya sebagai pemula. Bukan hanya mengenal yoga tapi banyak pelajaran lain yg saya dapatkan.. Bagaimana teteh pagi2 sudah siap menunggu jemputan anak pergi sekolah dan pulang sekolah anak langsung bertemu ibunya… Disaat hari Jumat, bisa mengingatkan kaum lelakinya utk jam sholatnya, dihari Sabtu libur masih bisa tetap bercengkrama dgn keluarga disela2 istirahat mengajar… luar biasa… Kaguuuuum…. Ibu bisa fokus mengurus keluarganya dan juga fokus melakukan aktifitas yoganya… Mimpi yang pengen juga terujud seperti itu… selalu sehat dan sukses teteh….
Hatur nuhun mbak Misra yang sudah penuh keberanian melangkah ke luar zona nyaman dan mengambil porsi yg menantang dalam teaching practice 👍🏻👍🏻 terus berlatih yoga dengan bantuan DVD, bila sudah bosan bisa mencari guru secara langsung. Percayalah bila kitanya sudah siap, maka gurunya akan datang. Agar yoga tidak sekedar jadi profesi tapi menjadi bagian tak terpisahkan dari diri kita. Sukses terus, teruskan berlatih. Semoga berjodoh di modul 2 💗💗