Seorang teman bercerita kepada saya bahwa ia merasa jenuh dan tidak memiliki gairah kerja. Ia mengaku iri jika melihat teman-temannya yang tampak bahagia dan bergairah dalam bekerja, bahkan hingga bisa menikmati liburan ke luar negeri karena hasil kerja mereka. Hati kecilnya juga ingin menikmati kebahagiaan tersebut: semangat bekerja dan menikmati hasil dari kerja kerasnya. Berulangkali ia berusaha menerima keadaan sambil terus membangkitkan semangat, namun berulangkali pula semangatnya jatuh layu.
Saya sempat bertanya kepadanya, apakah pekerjaan yang ia lakukan sesuai dengan minatnya? Bila jawabannya “ya”, maka bisa jadi kejenuhan yang ia rasakah hanyalah pertanda bahwa ia sedang lelah bekerja dan perlu beristirahat. Bila jawabannya “tidak”, maka kejenuhannya bisa jadi merupakan pertanda baginya untuk berganti jalur profesi.
Mengapa bekerja harus sesuai minat (passion)? Karena minat akan membuat pekerjaan kita semakin menarik, semakin meriah, penuh gairah dan semangat. Sebagai hasilnya, minat akan membuat hidup kita secara keseluruhan terasa lebih berkualitas. Bayangkan saja, kita meluangkan dua pertiga waktu dalam sehari untuk bekerja. Bila kita menyukai pekerjaan kita, maka itu sama artinya kita mencintai kehidupan kita. Sebaliknya, bila kita tidak menyukai pekerjaan kita, kita pun bisa jadi akan membenci hidup kita.
Lalu, bagaimana cara kita menemukan passion?
Passion ada dalam kemudahan
Yang pertama-tama harus dipahami ialah passion atau minat akan selalu berjalan selaras dengan rencana Tuhan. Sebenarnya kita tidak perlu mencari-cari minat kita ke tempat yang terlalu jauh, karena Tuhan pasti telah memberkahi kita dengan minat sejak awal kehidupan kita, yang kelak akan berguna untuk mendukung peran kita dalam kehidupan.
Minat kitalah yang nantinya akan mengarahkan intuisi kita pada suatu posisi dalam kehidupan yang akan kita isi. Artinya, seseorang yang mencari kerja sebenarnya bukan mencari lowongan pekerjaan, tapi mencari untuk mengisi suatu posisi yang memang dibutuhkan dalam kehidupan. Inilah mengapa semua orang memiliki profesi yang berbeda: agar keseimbangan dalam masyarakat tercipta.
Ada cara intuitif untuk menemukan passion Anda, yang biasa disebut dengan “merasakan masa depan”. Prinsip cara ini adalah bahwa segala sesuatu yang dimudahkan ialah “jalan-Nya”, dan segala sesuatu yang tidak diberi kemudahan bukanlah jalan-Nya”. Coba perhatikan hal-hal dalam keseharian Anda yang diberi kemudahan. Hal-hal tersebutlah yang biasanya akan membawa seseorang ke tujuan hidupnya. Terkadang, intuisi juga menuntun agar masa depan secara sekelebat melintas dalam pikiran, sehingga saat masa depan ini terealisasi, ia akan disebut sebagai peristiwa déjà vu.
Mencari hal yang dimudahkan berbeda dengan melakukan hal yang mudah-mudah saja. Hal yang dimudahkan belum tentu hal yang mudah. Fokuskan perhatian pada hal-hal yang membuat Anda merasa diberi kesenangan saat melakukannya. Temukan hal-hal yang mampu membuatmu tenggelam, asyik dalam pekerjaan, hingga bahkan terkadang melupakan diri. Temukan hal-hal di mana Anda merasa selalu diberi pertolongan saat melakukannya dan membuat Anda bisa teringat pada-Nya.
Menemukan jalur yang tepat
Ada yang mengatakan, rezeki itu hanya perlu dijemput; kita tidak perlu ngotot mengerahkan seluruh daya upaya untuk meraihnya, apalagi merebutnya dari orang lain. Rezeki itu mudah bila seseorang sudah berada di jalur yang tepat untuk menerimanya. “Jalur” itu di dunia nyata berwujud profesi atau pekerjaan. Bila seseorang sudah berada di jalur yang tepat, maka profesi atau peran itulah yang akan menjadi saluran berkah baginya untuk mengalirkan rezeki dan kebahagiaan.
Bagaimanakah caranya agar kita dimudahkan untuk masuk ke “jalur” yang tepat? Selalu terhubunglah dengan Allah SWT dan mintalah petunjuk dari-Nya (Al Fatihah: 5). Keputusan terbaik yang dibuat seseorang adalah yang ia buat saat terhubung pada Sang Pemilik Jalur, yang juga merupakan Jalur itu sendiri.
Membeningkan diri
Hindari membuat keputusan berdasarkan ketakutan atau kekalutan, apalagi keputusan yang dipilihkan oleh orang lain yang kurang memahami anda. Hal-hal yang jelas nyata saat tenang, akan terkubur saat anda kalut. Kekalutan hanya akan menutup kesadaran, yang merupakan pintu koneksi dengan Tuhan.
Saat akan membuat keputusan, buatlah diri Anda menjadi bening dan transparan, merendahkan hati dan menjadikan diri bukan siapa-siapa. Terbebaslah dari ketakutan dan segala keinginan. Berserah dirilah.
Dari kebeningan hati, jawaban pun akan hadir. Walaupun seolah jawaban yang Anda terima muncul dari luar, sebenarnya jawaban itu hadir dari dalam diri Anda. Apapun yang hadir di luar akan selaras dengan jawaban yang hadir di dalam.
Hambatan ialah jalan
Proses mencari jalur hidup memang tidak selalu semulus mengendarai mobil di jalan tol yang bebas hambatan dengan pengemudi yang sudah tahu akan pergi ke mana. Hidup penuh misteri serta tidak mudah ditebak. Kadang-kadang kita diarahkan dulu ke jalan lain sebelum akhirnya kembali kejalan utama. Kadang-kadang kita harus berkeliling ke banyak tempat sebelum tiba di jalan utama. Kadang-kadang pula kita dibelokkan ke jalan yang sepenuhnya berbeda dengan bayangan kita sebelumnya.
Hambatan yang Anda temui adalah bagian dari jalan Anda. Saat seseorang tidak diberikan kemudahan setelah berulangkali berusaha, bisa jadi artinya ia harus memilih jalan lainnya. Karena ibarat menemukan jalan buntu, menabrak tembok hanya akan menyakiti diri sendiri. Jika Anda seolah-olah menemukan jalan buntu atau hambatan yang pelik dalam pencarian Anda, tunggulah beberapa saat untuk beristirahat, mengheningkan pikiran dan membeningkan diri sebelum akhirnya Anda memutuskan: harus bertahan dan melanjutkan perjalanan, ataukah berpindah haluan.
Diperlukan kelembutan sekaligus kekuatan agar Anda berani memutuskan untuk keluar dari hambatan dan memilih tidak berlarut-larut dalam kondisi yang tidak membahagiakan. Keyakinan bahwa Tuhan ada di balik semua hal akan menentramkan hati sekaligus menguatkan. Yakinilah bahwa segalanya akan baik-baik saja.
Pada akhirnya, tidak ada istilah “salah jalan” atau “salah jurusan” bagi mereka yang bisa memetik hikmah dari semua kejadian. Semua yang terjadi dalam kehidupan hanyalah bagian dari proses pengembangan diri (self development) menuju diri yang lebih bahagia, yang dapat berkarya sesuai panggilan hati dan selaras dengan kehendak-Nya.
Nuhun, Teh, tulisannya. Jadi inget, dulu banyak hal yg diputuskan baik oleh diri sendiri maupun oleh orang lain untuk diri ini, jauh lah dari keadaan hati yg bening mah. Butek seperti air balong yg dipakai main anak² hingga lumpurnya naik.
Tapi seiring waktu dan perjalanan hidup, eta si lumpur mengendap lagi dan lumayan rada bening si cai teh. Dan benar, semua sudah begitu jalannya, tak ada yg salah jurusan. Tak ada salah jalan.
Lovee. ⭐⭐⭐⭐⭐
Love this too. Bahkan “salah jurusan” pun adalah jalan Nya 🌱🌱