Saya membaca satu tulisan inspiratif yang dibagikan oleh teman sosmed tentang virus Covid-19. Konon, virus tersebut bisa “dikalahkan” oleh getaran frekuensi pikiran tinggi ( diantaranya lewat rutin mempraktikkan Meditasi ).
Menurut tulisan tersebut, virus covid-19 memiliki frekuensi vibrasi yang rendah yang hanya akan menulari orang-orang yang juga bervibrasi rendah. Bagi orang-orang bervibrasi tinggi, mereka tidak akan terkena efek buruk dari virus tersebut. Maksudnya, kalaupun terkena infeksi maka akan segera hilang. Konon, sumber tulisan tersebut mengambil data-data dari buku Power VS Force karya Dr. David R Hawkins yang didasari oleh penelitian Tesis beliau.
Apa sih yang menyebabkan kita berfrekwensi tinggi/rendah?
Level energi emosi tinggi ( Power ):
– Pencerahan ( kesadaran murni ) 700-1000 Hz
– Kedamaian ( kebahagiaan luar biasa, ikhlas, syukur ) 600 Hz
– Sukacita ( tenang, hening, keberserahan ) 540 Hz
– Cinta ( kasih sayang dan rasa iba ) 500 Hz
– Berpikir ( memahami, perenungan, tafakur ) 400 Hz
– Penerimaan ( memaafkan, memaklumi ) 350 Hz
– Kemauan ( optimis, memiliki tujuan ) 310 Hz
– Netralitas ( percaya, yakin ) 250 Hz
– Berani ( afirmasi, pemberdayaan diri ) 200 Hz
Level energi emosi rendah ( Force ):
– Bangga ( menghina, merendahkan, sombong ) 175 Hz
– Marah ( kebencian, dengki )150 Hz
– Keinginan ( hasrat, diperbudak, kemelekatan ) 125 Hz
– Takut ( kuatir, cemas, menarik diri, stres ) 100 Hz
– Kesedihan ( penyesalan ) 75 Hz
– Apatis ( putus asa, menyerah ) 50 Hz
– Bersalah ( menyalahkan diri ) 30 Hz
– Malu ( merasa diri tak berharga ) 20 Hz
Pikiran Melampaui Tubuh
Ini mengingatkan saya akan kaitan antara tingkat kebahagiaan dengan tingkat kesehatan yang mendasari petuah “body, mind, spirit”, “mind over matter”, atau “what you think, you become”. Pikiran tidak hanya menarik hal-hal yang sefrekwensi dengannya, tetapi juga memengaruhi kesehatan jasmani. Misalnya seorang yang diliputi kesedihan maka daya tahan tubuhnya rendah, atau seorang pembenci rentan terkena serangan jantung ( terlepas dari pola makanan yang tidak sehat ).
Hati yang bahagia adalah obat, itulah alasan mengapa keluarga pasien covid disarankan untuk sering-sering menghubungi, menelepon, atau video call anggota keluarganya yg tengah diisolasi di rumah sakit. Tidak lain tujuannya adalah untuk memberi dukungan moral dan kebahagiaan pada pasien, yang kemudian akan meningkatkan daya tahan tubuhnya saat memerangi infeksi.
Meditasi Hati
Pada tahun 2017, saya sempat membuat rekaman Meditasi Hati untuk hati yang berserah ( + musik instrumental dengan instrumen flute/seruling ). Berdasarkan respons yang saya terima dari para pendengarnya, mereka merasakan ketenangan dan ‘kedalaman yang khas’. Mereka merasa bahagia, berserah, ikhlas, syukur, dan mengalami perbaikan kesehatan fisik setelah mendengarkannya secara rutin.
Oleh karena itu, saya mendedikasikan rekaman ini untuk para kerabat dan keluarga teman-teman sosmedku yang kini tengah menjalani musibah Covid 19. Semoga rekaman ini bermanfaat bagi anda karena mudah, gratis, dan praktis, bisa didengarkan kapanpun dan dimanapun.
Bagi anda yang masih dikaruniai kesehatan, mendengarkan rekaman ini juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan jiwa dan raga. Walau demikian, janganlah merasa diri ‘sudah spiritual’ sehingga mengabaikan protokol kesehatan covid 19. Tetap jaga jarak, hindari kumpul-kumpul yang bisa ditunda, disiplin memakai masker, dan rajin cuci tangan. Semoga kita semua tetap sehat dan pandemi segera berlalu.
Salam damai dan bahagia selalu,
Pujiastuti Sindhu.
Untuk mendengarkan meditasi hati silakan klik Meditation With Pujiastuti Sindhu
Untuk mendengarkan video yoga dan meditasi kami lainnya, silakan kunjungi channel Youtube Gentle Yoga With Pujiastuti Sindhu
Untuk mengikuti kelas yoga online kami silakan klik jadwal Yoga Leaf Classes Online
Kami membuka kelas yoga online untuk grup/korporat, silakan hubungi kami via infoyogaleaf@yahoo.com
Leave a Reply