Beberapa hari lalu, selepas mengajar kelas, tulang punggung bawah/pinggul saya ( area lumbosacral, sisi kanan ) terasa sakit. Setelah dirunut, sepertinya itu gara2 saya di kelas hanya mempraktekkan ‘humble warrior’ untuk sisi kanan saja dan melewatkan sisi kiri. Jadinya kedua sisi otot pinggul tidak seimbang, dan karena itu akhirnya cedera.
Wah, masa guru yoga bisa cedera juga?
Ya bisa lah. Emangnya kita apaan? Terminator? 😁
Sebagai pengajar yoga, kita cenderung punya kebiasaan buruk mempraktikkan satu sisi gerakan saja dan melewatkan sisi lainnya saat mengajar ( agar bisa berkeliling mengasistensi murid2, dll ). Saya pun baru kali ini mengalami hal tersebut, setelah bertahun2 melakukannya dan tidak pernah ada masalah. Ya, hitunglah kali ini saya sedang apes.
Saya pun mengajak suami dan anak2 untuk menemani saya mendatangi ahli tulang dan otot yang sudah memiliki nama besar di kota Bandung. Beliau, Bpk. Agus Ebun Supriatna, adalah putra dari (alm) Bpk. H Ebun yang telah membuka klinik pijat tulang di Bandung di tahun 1980an. Legendaris.
Kebetulan beberapa kerabat dan anggota keluarga kami pernah menjadi pasien beliau ( karena patah tulang, atau keseleo ini dan itu ). Beruntung karena tempat tinggal kami di Bandung Timur ini tidak jauh dari klinik beliau di jl.Jatihandap, sehingga tidak sampai 15 menit ( apalagi di hari Minggu yg lengang ini) kami pun sampai di kliniknya.
Beruntung juga, saya bisa diterapi langsung oleh beliau ( beliau sudah punya banyak asisten yang berbakat menerapi). Artinya, saya bisa sekalian ‘menimba ilmu’ lewat bertanya.
Terapi Punggung
Berikut akan saya jelaskan cara terapi beliau. Perlu dipahami ini hanya ringkasan saja (bukan sebagai cara untuk melakukannya sendiri di rumah).
Pertama, beliau membaluri punggung saya di sepanjang tulang punggung dengan ramuan jahe (saya yakin ada resepnya khusus), lalu mengurut kedua sisi tulang punggung untuk mengetahui permasalahannya. Benar saja, saya cedera urat otot di L5 /Lumbar ruas ke 5 ( bukan kejepit saraf ). Beliau juga mengecek panjang kedua tumit (dan bahu kiri-kanan) untuk menilai kesimetrisan kedua sisi sendi pinggul, dan melakukan beberapa adjustment di bagian2 tersebut.
Selesai diurut, bagian yg cedera dibalut oleh kapas dan perban yg telah diberi obat. Saya pun disarankan untuk membeli minyak semprot khusus untuk mengatasi bengkak, pegal linu, dan sakit pinggang. Untuk jaga2 di rumah.
Lega rasanya sudah berobat pada ahlinya dan sudah punya obat. Tinggal istirahat menjalani masa pemulihan.
Gerakan Yoga
Yang menarik, selain menerapi, pak Agus pun membekali saya dengan beberapa gerakan yoga utk membantu penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan tulang punggung. Walaupun familiar dengan gerakan2 tersebut, namun mendengar informasi tersebut dari praktisi keilmuan lainnya tetap membuat saya bersemangat untuk menyimak.
Gerakan-gerakan tersebut diantaranya:
1. Bhujangasana – Cobra Pose. Posisi menelungkup, kaki rapat, kedua tangan di samping dada. Perlahan luruskan tangan, lengkungkan tulang punggung, dagu menengadah ke atas. Tahan selama 20detik.
2. Mudhasana – Child pose (dengan variasi tangan merentang ke depan). Lakukan dari posisi kobra langsung mengalir ke Mudhasana. Tahan 20 detik. Kedua lutut lebih baik dirapatkan utk lebih memijat ke lumbar dan sacrum. Posisi ini bagus untuk sering2 dilakukan karena akan menetralkan tulang punggung.
3. Parivrta Dandasana – Twisted staff pose. Duduk tegak dengan kedua kaki diluruskan. Letakkan tangan kanan pada lutut kiri, tangan kiri pada lantai di belakang punggung. Jaga punggung tegak. Tahan 20 detik.
4. Paschimottanasana – Full seated forward bend pose. Duduk dengan kaki lurus. Perlahan melipat tubuh, turunkan dada ke lutut, dan tundukkan kening. Tahan 20 detik.
Pesan beliau: Untuk kesehatan tulang punggung, lakukan gerakan tersebut 3x sehari. Setelah bangun tidur ( pagi ) setelah shalat dzuhur ( tengah hari ) – dan sebelum tidur ( malam ).
Diucapkan oleh praktisi yang berpengalaman menyembuhkan ribuan tulang patah dan otot keseleo, ini layak menjadi pertimbangan.
Analisa Gerakan Yoga
Menurut saya, gerakan yang diberikan oleh pak Agus di atas berkategori Backward Bending ( melengkung ke belakang ) – Twisting ( puntiran ) – dan Forward Bending ( menekuk ke depan ). Ketiganya adalah “paket komplit” mengolah otot punggung dan tulang punggung ). Dalam sekuens kami di Yoga Leaf, kami pun melakukannya dengan urutan demikian ( “menyelipkan” Twist di antara Backward Bend dan Forward Bend).
Lalu, haruskah menggunakan variasi postur/asana tersebut? Bukankah setiap kategori postur tersebut terdiri dari ratusan jenis postur? Bisakah kita sebagai praktisi yoga melakukan variasi2 lainnya dari Backward Bend, Twist, dan Forward Bend?
Saya simpulkan jawabannya dalam dua hal. Pertama, setiap kategori postur dibagi kedalam 3 tingkatan: mudah, menengah, dan lanjutan. Dalam konteks orang yang sedang cedera, mereka tentu hanya mampu melakukan yang mudah dan sederhana. Setelah ototnya pulih, lentur, dan kuat maka otot pun lebih siap untuk melakukan stretching yang lebih dalam.
Soal variasi gerakan, sebenarnya bisa saja melakukan variasi2 gerakan lain, asalkan sesuai kategori di atas dan dengan tingkat kesulitan yang mudah/gentle/restoratif.
Kedua, walaupun tergolong mudah dan sederhana, bukankah itu pun bermanfaat? Menurut saya, variasi2 asanas adalah “bumbu” supaya kita tetap terpacu untuk mengeksplorasinya dan meningkatkan kemampuan tubuh. Terlepas dari hal-hal yang bersifat fancy, postur yoga yang sederhana pun tetap bermanfaat. Bukankah gerakan2 shalat pun – secara gerakan – sejatinya adalah asanas ( surya namaskara ) yg sederhana?
Dan yang terpenting, gerakan2 tersebut aman utk dilakukan, karena tidak terlalu jauh merentang tubuh.
Demikian. Semoga bermanfaat tulisan kali ini. Saya jadi merasa beruntung kena cedera lumbosacral, karena akhirnya bisa menulis tentang ini 😊😊
Safe teaching, safe practice!
Link
(Dan untuk warga Bandung, bila memerlukan terapi untuk patah tulang, cedera sendi otot dan persendian silakan menghubungi pak Agus Ebun Supriatna di jl. Jatihandap no.122 atau di Kampus FPOK UPI, Jl. PH.H. Mustofa, Pasirlayung, Kec. Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat 40125. Telp/WA 0857-2434-7799).
wah saya pernah kesana nganterin suami cedera bahu kanan, ngerasain manfaatnya jg, tp berhub. suami bandel tetep fitnes berat mentang2 berasa sudah enak setelah diterapi n melakukan beberapa gerakan yg diajarkan pak Agus Ebun😌… akhirnya jd luka ototnya😔….
tengkyu sharingnya teh🙏, noted deh😀
Hihi.. ya memang seharusnya kalo sudah pernah cedera kita jadi lebih kenal dan lebih mengasihani ( baca : menyayangi ) tubuh kita bagian tersebut. Sehingga lebih sadar saat menggunakannya. Siap, sami2. Nuhun sharingnya juga 😊
Terima kasih untuk tulisan sederhana namun bernas ini, teh Udjie. Cedera pun membawa banyak pelajaran.
Sama2, terima kasih ya mas Akhlis sudah berkenan mampir, membaca, dan memberi apresiasi 😊 2 Minggu lalu sudah membawa ibu utk ke sana krn retak tulang punggung kaki, lalu minggu lalu anak sulung saya mengeluh sakit punggung atas yg tidak teratasi dengan bbrp asanas. Tertarik melihat proses terapinya, saya sempat membatin, “Kayaknya saya perlu tau lebih jauh deh”. Terjawablah dengan cedera ini hehe.
Aku langsung merasa familiar begitu membaca bagian urutan gerakan yg disarankan oleh Pak Agus. Ah, harus disimpan ini alamatnya, untuk jaga-jaga. Terima kasih sharing-nya, Teh, Ujie. Sakit yg bisa memberi wawasan. Semoga semakin membaik yaaaa, jangan dansa² dulu 😀
Hidden messagenya: jangan sepelekan postur2 sederhana. Siaap, jangan salsa dulu lah 😊😊 😂
hatur nuhun teh Udji, kebetulan saya ada staraf kejepit. mudah2an dengan mencoba praktek gerakan2 ini bisa membantu meringankan syaraf kejepit saya.. 🙏🙂
Luar biasa .. ada saraf kejepit tapi g ada reaksi apa2 ( kalo saya mungkin sudah meringis2 gegerewekan haha ). Mudah2an artikelnya membantu ya TW. Lebih bagus lagi kalo sekalian diterapi juga biar secara bertahap ada progres menuju perbaikan. Nuhun sudah mampir.
Thanks infonya sgt bermanfaat
Sami2 teh. Nuhun
Teh, aku skoliosis bagian lumbosacral. Tiap bagun tidur selalu peregangan pake gerakan yoga & alhamdulillah enakeun. Tapi, beberapa bulan ini selalu sakit pas ngelakuin cobra pose. Dicek ke dokter gpp. Ada gerakan pengganti untuk cobra pose teh?
Menurut saya sih Cobra itu walaupun punya efek “memanjangkan” tapi memang terlalu menekan ke lumbosacral ( apalagi yg ada skoliosisnya ). Sarannya, lakukan setengahnya saja jangan terlalu dalam.
Penggantinya beberapa ini: camel, bridge, cat pose, bow pose.
Hatur nuhun teh ☺
Infonya sangat bermanfaat. Tulisan yang mencerahkan, karena isinya berupa pengalaman yang bisa jadi terjadi pada orang lain.
Terima kasih pak Jumari telah mampir di sini. Semoga bermanfaat.