Tahun 2013 ialah tahun kami menyelesaikan satu persatu homework Yoga Leaf. Setelah sebelumnya di bulan Mei kami berhasil mendaftarkan program pelatihan instruktur pre & postnatal yoga ( yoga kehamilan dan pasca kelahiran ) ke Yoga Alliance, maka di bulan September ini kami kembali mendengar kabar baik lainnya. Kabar baik tersebut ialah bahwa program pelatihan kami lainnya “Yoga Leaf Hatha Yoga Teacher Training Program 200hours” juga disetujui oleh institusi yoga tersebut dan oleh karenanya kami pun berhak menggunakan titel dan logo RYS200 ( Registered Yoga School 200hours ). Secara otomatis ini akan memfasilitasi seluruh peserta pelatihan Yoga Leaf untuk menggunakan titel dan logo resmi RYT200 ( Registered Yoga Teacher 200 hours).
Yes!
Ini adalah obsesi lama, harapan, dan cita-cita kami sejak program Yoga Leaf Teacher Training pertama kali diadakan pada tahun 2006. Saat itu kami baru mengadakan program pelatihan fasilitator yoga ( istilah yang lebih netral dan kami setujui ketimbang ‘instruktur’ atau ‘guru’ ) selama 30jam. Pada tahun 2008 program tersebut di upgrade menjadi 150jam, dan akhirnya baru di tahun 2013 ini kami menggenapinya menjadi 200jam serta mengurus pengajuan RYS200 ke Yoga Alliance. Tujuan kami bukanlah untuk mengeksklusifkan diri, menyombongkan diri, apalagi untuk menaikkan tarif. Ini adalah cara untuk menunjukkan bahwa kami – sebuah lembaga yoga lokal yang memiliki visi & misi sederhana untuk memasyarakatkan yoga dan mengadakan kelas yoga yang terjangkau- sangat mencintai dan serius dengan apa yang kami lakukan.
Kami pun nantinya akan tetap memasyarakat dan terjangkau, walau kini dengan tambahan value.
Tentu saja kabar ini pun disambut oleh sorak 30 ( tiga puluh ) orang lulusan angkatan 8 pelatihan kami. Mereka lah yang pertama kali menerima pelatihan Yoga Leaf secara ‘lengkap’ 200jam, mereka juga lah inspirasi yang akhirnya ‘memaksa’ kami untuk secepatnya mengurus administrasi yang cukup merepotkan ini ( tentu juga untuk seluruh alumnus pelatihan 150jam yang secepatnya akan kami berikan pelatihan lanjutan ). Sejak awal kami memang tidak mengabari mereka perihal pengurusan RYS200 ini karena kami tidak mau menjanjikan apa pun. Biarkan saja semua peserta mengikuti dan menikmati pelatihan murni karena ingin mempelajari seni mengajar, bukan karena mengejar gelar. Namun setelah pengajuan kami disetujui, kami pun dengan senang hati menghadiahkan kebahagiaan ini untuk semua lulusan angkatan 8. Semoga dapat dipergunakan sebaik-baiknya, agar dapat berguna dalam perjalanan beryoga masing-masing. Selamat untuk semua !
Tapi, apakah sertifikasi yoga Internasional itu sedemikian pentingnya, terutama bagi kita- kita yang ‘hanya’ akan mengajar yoga di Indonesia?
Sejujurnya, tidak diperlukan sertifikasi apapun untuk melakukan hal yang kita cintai. Faktanya, memiliki sertifikat guru yoga internasional tidak serta merta membuat seseorang menjadi seorang pengajar yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak/belum memiliki sertifikat. Kualitas profesi hanya bisa dibuktikan oleh waktu dan bukan oleh titel apapun. Fakta lainnya, para yogi besar di India ( khususnya di masa lampau ) berlatih dan mengajarkan yoga secara turun temurun tanpa titel formal apapun dan dari institusi mana pun. Titel bukanlah segala-galanya, yang bahkan titel kesarjanaan S1, Master, Doktor pun hanyalah ‘penanda’ bahwa yang bersangkutan telah memenuhi standar kelulusan pada level pendidikan tertentu, bukan penanda kualitas secara profesional.
Standarisasi, itulah kata kuncinya
Seperti segala jenis sertifikasi formal di bidang non yoga, sertifikasi ialah parameter standar pengetahuan seseorang untuk siap berkembang dalam profesi yang akan dijalani ( dengan kata lain, sebagai tenaga siap kerja ). Yogapreneurship yang dewasa ini semakin berkembang menuntut adanya standarisasi bagi pengajar yoga. Dengan mengikuti pelatihan standar ( yakni 200 jam dan dengan pembagian porsi materi pelatihan yang telah ditentukan oleh Yoga Alliance ) diharapkan seseorangr akan dikategorikan sebagai “ pengajar yang memiliki pengetahuan cukup memadai untuk mengajarkan yoga secara benar dan aman “. Tapi sekali lagi itu pun tidak mutlak.
Kredibilitas penting, tapi pengalaman lebih penting.
Yoga Alliance adalah salah satu lembaga yoga nirlaba intenasional yang mengatur standarisasi sekolah dan instruktur yoga. Seperti yang telah saya sampaikan dalam tulisan sebelumnya, ada beberapa lembaga lainnya di dunia yang mengatur standarisasi ini, namun sejauh ini memang Yoga Alliance lah yang paling berpengaruh.
Saran kami, perlakukan sertifikasi sebijak mungkin. Anda mungkin akan membutuhkannya sebagai syarat untuk melamar bekerja, atau bila anda akan membuka sebuah tempat berlatih yoga dan ingin menunjukkan kredibilitas anda ( misalnya pada partner kerjasama, atau pihak Bank untuk mengajukan kredit pinjaman ), bahkan bila anda mengajar privat pun kadang-kadang membutuhkan sertifikasi ( bila klien anda menganggap sertifikasi penting). Dengan kata lain, sertifikasi diperlukan untuk bekerja karena akan meningkatkan nilai tambah anda sebagai pengajar yoga, namun tidak signifikan bila anda hanya ingin menjadi praktisi yoga yang tidak mengajar. Bagi yang memilih hanya menjadi praktisi yoga, anda dapat tetap mengikuti pelatihan pengajar tanpa mengurus administrasi sertifikasi untuk mengeluarkan titel ( yang juga membutuhkan alokasi biaya memperpanjang membership setiap tahun).
Perlakukan juga titel secara bijak. Hanya menaruh titel pada tempat – tempat yang masih berkaitan dengan pekerjaan. Anda pun tentunya tidak akan membawa-bawa titel Diploma, Sarjana, dsb pada nama anda di akun sosial media bukan?
Ada sebuah kalimat bijak yang mengatakan, “ You are educated. Your certification is in your degree. You may think of it as the ticket to the good life. Let me ask you to think of an alternative. Think of it as your ticket to change the world” ( Tom Brokaw, Journalist, Author ). Artinya kurang lebih, memiliki sertifikat dan titel bukanlah kesempatanmu menuju hidup yang enak, namun kesempatanmu untuk berbuat lebih banyak kebaikan untuk dunia.
Bersertifikat bukanlah sekedar memiliki hiasan indah pada dinding atau menjadi tujuan anda setiap mengikuti pelatihan. Mendapatkan sertifikat ( apalagi sertifikasi guru yoga internasional ) adalah awal untuk mengamalkan ilmu yoga yang dapat dipertanggungjawabkan di masyarakat, serta amanat bagi anda untuk menjadi seorang pengajar yoga dan sekaligus praktisi yoga yang lebih baik.
Namaste,
Ujie
Penting sekali, tapi bukan segalanya. Sertifikasi bagi saya pribadi tentu perlu utk fondasi pengetahuan sbg bekal mengajar dengan benar dari ahlinya, yg tentu sudah terukur dan aman.
Setuju sekali. Untuk mengajar yang lebih terstruktur dan demi kenyamanan dan keamanan murid. Salam.