Beberapa bulan yang lalu, saya sempat membaca berita di internet tentang sebuah ormas (berlatar belakang keyakinan tertentu di Indonesia ) yang kembali membuat ‘sensasi’ dan membuat gerah masyarakat sekitar. Ikut merasa kesal dan terbawa suasana hati, saya pun sempat menuangkan beberapa tweet dalam akun twitter saya @pujiastutisindh yang diberi hashtag #yogakan***. Hashtag tersebut kemudian diperlembut menjadi #yogabareng*** . Diperlembut, agar tidak terlalu berkesan otoriter, lebih permisif, dan ‘so sweet’.
“ Iya sih so sweet, tapi kayaknya kok ‘so sulit’ ya? “ begitu salah satu comment yang berasal dari teman twitter saya yang juga pengajar yoga di Jakarta.
Iya juga sih. So sulit. Banget. Tapi jujur, bila ada kesempatannya, saya tetap ingin melakukannya.
Kemudian, saya pun kembali disibukkan dengan kesibukan saya ini dan itu, pergi kesini dan kesitu, dan sempat juga sakit ini dan itu. Semua kesibukan yang akhirnya mengalihkan perhatian saya dari niat meyogakan anggota ***( tidak perlu di buka identitasnya ya, toh yang selanjutnya akan dibicarakan dalam tulisan ini juga bukan tentang mereka ).
………………………………
Setelahnya, di tiga bulan awal tahun ini saya ikut terlibat – baik secara langsung ataupun tidak langsung – dengan beberapa kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh tiga kelompok orang-orang yang berkumpul mengadakan kegiatan yang didedikasikan bagi orang-orang yang tidak mampu. Diantaranya adalah Poliklinik dan Klinik Bersalin Rumah Sehat Madani Denpasar Bali, klinik bersalin Yayasan Bumi Sehat Nyuh Kuning Ubud, dan terakhir adalah sekumpulan perempuan muda yang mengadakan penggalangan dana bagi anak-anak penderita penyakit serius yang menamakan perkumpulan mereka Angel’s Heart, dengan slogan yang mereka usung : “ I have an Angel’s Heart “.
Ayo, sekarang kita akan kunjungi mereka satu persatu …
1. RUMAH SEHAT MADANI
Adalah lembaga nirlaba yang berada di bawah LSM Dompet Sosial Madani Bali dan terdiri dari sekumpulan orang ( kebanyakan pendatang Muslim yang tinggal di Bali, plus beberapa orang asli Bali beragama Hindu). Mereka membangun sebuah klinik kesehatan di atas tanah wakaf pada tahun 2009 di daerah Padang Bulan, Denpasar, Bali. Kegiatan mereka meliputi poliklinik ( klinik dokter umum, dokter gigi, dokter kandungan ) serta klinik bersalin. Mereka membuka pelayanan secara gratis bagi masyarakat Bali kurang mampu, siapapun, tanpa memandang latar belakang ras dan keyakinan.
Rumah Sehat Madani Denpasar ( sengaja menggunakan nama ‘ Rumah Sehat ‘ dan bukan ‘ Rumah Sakit ‘ ) memberikan pelayanan secara optimal dan ‘ Dengan Hati ‘, dan oleh karena itu pada akhirnya bukan hanya didatangi oleh masyarakat Bali kurang mampu, juga oleh kaum mampu di Bali. Mereka pun memberlakukan subsidi silang, pembayaran dari masyarakat mampu ( walaupun tetap dengan biaya yang murah ) dipergunakan untuk fasilitas kesehatan yang akan di terima oleh kaum kurang mampu. ‘ Pelayanan dengan Hati ‘ inilah yang membuat RSM banyak direkomendasikan oleh para pasien yang pernah berobat, ataupun ibu yang sempat melahirkan di klinik ini pada saudara dan kerabatnya.
Mengenai klinik bersalin RSM, mereka pernah sangat sibuk menangani kelahiran bayi-bayi di Bali, kurang lebih dalam sebulan ada 60 kelahiran bayi. Sayang sekali saat ini RSM tengah mengalami kendala soal perijinan, sehingga untuk sementara mereka tidak menerima persalinan, dan ibu-ibu hamil yang melakukan cek kehamilan di RSM akan di rujuk untuk melahirkan ke Rumah Sakit lainnya.
Yang mengagumkan dari Rumah Sehat Madani adalah, mereka adalah kaum minoritas di Bali tapi tanpa ragu melakukan pelayanan sosial, tanpa pilih-pilih, dan tanpa memandang latar belakang agama dan keyakinan dari pasiennya. Tidak mudah untuk melakukan kegiatan semacam ini di daerah yang mayoritas penduduknya tidak sekeyakinan, di bawah sentimen positif maupun negatif ( persaingan bisnis dsb ) para penduduk lokal. Dan sebagai sesama kaum Muslim, saya merasa bangga terhadap mereka.
Kebetulan saya mengenal baik salah satu pendiri Rumah Sehat Madani, yaitu Ibu Brenda Lynn Ritchmond ( Dewan Penasihat RSM yang juga salah satu founder Yayasan Bumi Sehat di Nyuh Kuning Bali ) dan pada akhir bulan Februari 2012 saya berkesempatan untuk mengajar pelatihan instruktur yoga hamil yang pesertanya merupakan para bidan dan sukarelawan di Rumah Sehat Madani. Tujuan pelatihan ini agar para bumil ( ibu hamil ) yang datang ke klinik RSM untuk cek kehamilan juga bisa berlatih yoga kehamilan yang dapat meningkatkan kesehatan mereka di saat kehamilan dan pasca kelahiran.
Jujur saja, awalnya saya meragukan efektivitas pelatihan ini, mengingat tidak ada satu pun dari peserta pelatihan( para bidan dan volunteer ) yang pernah berlatih yoga sebelumnya ;p Tapi Alhamdulillah, pelatihan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan ternyata mengajarkan yoga kehamilan pada bidan-bidan muda yang passionate dan memiliki latar belakang ilmu kehamilan di sisi medis ini tidak terlalu sulit. Saya pun yakin, pada saat ini para lulusan pelatihan di RSM sudah mampu untuk mengajarkan kelas ‘yoga hamil sederhana’ kepada para bumil di Rumah Sehat Madani. Amin.
Silakan kunjungi Rumah Sehat Madani di www.rsmbali.com
Bersama Direktur, Dokter, Bidan, dan Volunteer Rumah Sehat Madani
2.YAYASAN BUMI SEHAT
Yayasan Bumi Sehat adalah satu contoh dari kegiatan sosial ( klinik bersalin gratis ) yang berdiri sendiri secara mandiri di negara asing, dan tidak berada di bawah organisasi lokal manapun ( baik lembaga pemerintah ataupun LSM ). Tentu, akhirnya Ibu Robin Lim, founder dari Yayasan Bumi Sehat, yang secara rutin bergerilya kesana kemari berjuang mendapatkan sponsor untuk YBS dari negara-negara berfinansial kuat seperti Eropa dan Amerika. Klinik yang telah berdiri sejak tahun 1995 ini akhirnya tetap berdiri untuk melayani ribuan wanita Bali melahirkan bayinya, sehingga menobatkan Ibu Robin Lim sebagai UNICEF Woman of the Year tahun 2009, dan pada tahun 2011 yang lalu sebagai CNN Hero of the Year.
Yayasan Bumi Sehat mengusung filosofi Gentle Birth Heals Mother Earth ( persalinan alami akan menyembuhkan bumi ). Ibu Robin Lim melalui Yayasan Bumi Sehat-nya percaya bahwa Peace Begins with Each Child ( damai dimulai dari setiap anak ), bahwa anak-anak yang dilahirkan secara alami dan minim trauma dapat menjadi pribadi yang lebih sehat dan cinta damai yang akan berkontribusi dalam perdamaian dunia di masa depan.
Saya terakhir kali bertemu dengan Ibu Robin Lim pada saat menjadi pembicara dalam Diskusi Sehat Gentle Birth di Gianyar Bali pada awal Maret 2012 ini. Saat itu ,beliau berbicara sebagai tokoh yang menceritakan pengalaman dan kesaksiannya menjadi doula / pendamping kehamilan yang telah mendampingi kelahiran Gentle Birth selama 20 tahun. Ulasan tentang kegiatan ini sudah pernah saya tuangkan dalam tulisan saya sebelumnya. Silakan cek bila anda ingin tahu lebih detil tentang kegiatan seminar tersebut.
Rencananya, pada tanggal 12-19 Maret yang lalu saya akan membantu beliau dalam pelatihan yang diadakan olehnya di Nyuh Kuning bertajuk ‘ Eat, Pray, Doula ‘. Pelatihan ini akan mempersiapkan seorang menjadi Doula ( pendamping kehamilan dan kelahiran holistik ) dan rencananya saya akan membawakan sesi yoga kehamilan setiap pagi untuk para peserta pelatihan. Sayang sekali, rencana tersebut terpaksa dibatalkan karena saya jatuh sakit/demam beberapa hari sebelum keberangkatan ke Bali.
Yang saya kagumi dari seorang Robin Lim adalah semangatnya dalam melayani orang lain, masyarakat Bali. Ia selalu bersemangat! Ia tidak pernah lelah! Ia penuh cinta! Dan saya yakin semangat yang tak pernah surut itu muncul dari niat baik dan hati yang tulus. Tidak mungkin seseorang bisa berpuluh tahun bertahan melakukan kegiatan yang tidak menghasilkan uang atau menguntungkan secara profit bila tidak didasari rasa saling keterkaitan, dan CINTA. Cinta pada hal yang tengah dilakukan dan cinta pada sesama manusia yang kemudian memunculkan semangat yang tidak terputus.
Yayasan Bumi Sehat – Nyuh Kuning, diambil tahun 2010
Silakan kunjungi Yayasan Bumi Sehat di www.bumisehatbali.org
3. ANGELS HEART
Awal bulan Februari, di timeline twitter, saya sempat membaca retweet dari seorang teman tentang kegiatan sebuah kelompok yang terdiri dari 3 perempuan muda yang berkampanye mengumpulkan dana untuk biaya pengobatan anak-anak kurang mampu yang menderita penyakit serius di Indonesia. Mereka berkampanye lewat penjualan tshirt berslogan ‘ I have an Angel’s Heart ‘ yang seluruh keuntungan penjualannya disumbangkan bagi anak-anak kurang mampu berpenyakit serius.
Konsep donasinya adalah ‘ By Donating min. Rp. 150.000, you may wear this t-shirt, spreading the spirit of sharing to help poor and sick children improving their life quality ‘ ( dengan berderma minimal Rp.150.000,- anda dapat menggunakan t-shirt ini dan menyebarkan semangat berbagi untuk membantu anak-anak malang yang sakit dan kurang mampu untuk memperbaiki kualitas hidup mereka ).
Ke tiga perempuan ini tidak terlalu mengemukakan jati dirinya secara individu, tentang siapa saja yang telah bekerja keras di balik kegiatan ini. Dari situs resmi mereka dapat di lihat banyak foto orang-orang terkenal Indonesia yang mengenakan t-shirt tersebut. Mereka adalah donatur yang disebut sebagai Angels, dan mengenakan kaos tersebut sebagai pertanda bahwa mereka turut terlibat dalam kampanye penggalangan dana ini. Pintar dan efektif. Menggunakan orang-orang terkenal untuk memperkuat gaung kampanye dan mengajak lebih banyak orang untuk turut berpartisipasi.
Saya pun merasa ikut tersentuh dan memesan beberapa buah kaos untuk personil di Yoga Leaf . Kami kemudian memasang foto personil mengenakan t-shirt I have an Angel’s Heart di studio Yoga Leaf, mengajak para instruktur untuk mengajar dengan mengenakan t-shirt tersebut. Harapannya, kami bisa mengajak lebih banyak anggota komunitas Yoga Leaf ( dan mungkin juga komunitas yoga lainnya ) untuk turut menjadi salah satu Angel yang turut membantu mengumpulkan lebih banyak dana, untuk lebih banyak anak berpenyakit serius.
Silakan kunjungi Angels Heart di http://angelsheartcampaign.com
Kiri-kanan : Pak Andi ( driver ), Meti ( Front officer ), Olva ( Instructor ), Ujie ( headmaster ), Kamala ( Yoga Leaf next generation ), Novie ( Front officer ), Joey ( Instructor ), Syarief ( Office Boy ), Jul ( Instructor )
……………………………………………………………………………
Selain kelompok orang-orang baik di atas, saya yakin ada lebih banyak kegiatan bertema ‘kepedulian’ di masyarakat. Ketiga contoh di atas hanyalah salah satu yang saya terlibat didalamnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Tentang sekumpulan orang-orang yang peduli, yang mau secara aktif ‘bertindak’ demi kebaikan orang lain, secara penuh semangat dan tanpa pamrih.
Memang ada orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi secara positif orang-orang di sekitarnya. Orang-orang inspiratif, yang akan mengajak orang-orang disekelilingnya secara sukarela berubah ke arah yang lebih positif. Tapi, untuk bisa mengajak orang lain menjadi positif, orang yang mengajak harus terlebih dulu menjadi positif. Minimal, ia merubah dirinya menjadi positif terlebih dulu, dan setelahnya membiarkan energi positif tersebut mempengaruhi orang-orang di sekitarnya.
Jadi ingat pertanyaan dari salah satu peserta pelatihan instruktur yoga di Yoga Leaf Bandung, saat ia diminta membawakan instruksi savasana/final guided relaxation. Pertanyaannya, ‘ Bagaimana caranya supaya orang – orang bisa mengikuti instruksi relaksasi yang saya sampaikan? Apa ada cara khusus agar orang-orang bisa rileks? ‘.Jawaban saya adalah, ‘ Ada dua cara. Cara pertama, pastikan dirimu sudah dalam keadaan tenang saat menyampaikan instruksi tersebut. Bila tidak bisa, maka lakukan cara kedua, arahkan instruksi tersebut untuk dirimu sendiri. Saat dirimu bisa tenang dengan instruksi yang kamu sampaikan untuk dirimu sendiri, sudah pasti murid-muridmu juga ikut tenang.’ Untuk bisa mengajak orang lain untuk tenang, seseorang yang mengajak harus merasakan tenang terlebih dulu.
Hal-hal positif akan membuahkan hasil positif. Hal-hal negatif akan membuahkan hasil negatif.
Apa yang ditanam, itu pula yang kelak akan di tuai.
Orang baik berjodoh dengan orang baik. Orang tidak baik berjodoh dengan orang tidak baik.
Itu adalah hukum tarik menarik, dan konon, untuk mengetahui tengah berada di kutub mana saat ini, kita cukup memperhatikan lingkungan di sekeliling kita. Apakah lingkungan kita positif, atau negatif? Bila lingkungan kita ( pergaulan pertemanan, lingkungan tempat tinggal, tempat kerja ) berada di satu kutub tertentu, maka, Selamat! atau justru, Hati-hati ! karena biasanya itu berarti kita juga merupakan bagian dari kutub tersebut.
Jadi ingat lagi, dari jaman dulu ( pasti hingga jaman sekarang ), para orang tua selalu mengingatkan ,‘ Hati-hati dalam berteman‘; ‘ Selektif memilih teman ‘; ‘Cari jodoh, lihat-lihat dulu bibit, bebet, bobotnya ( latar belakang keturunan, kualitas, dan kemapanannya )’. Di salah satu lagu favorit saya juga disebutkan, ‘ Tombo ati ( Obat Hati ) … Berkumpullah dengan orang sholeh ‘. Seorang teman baik sesama pengajar yoga juga menyebutkan filosofinya menuju suasana pikiran yang kondusif untuk bermeditasi adalah dengan ‘ to be with noble people with noble conversation ( bersama dengan orang-orang mulia, dengan percakapan yang mulia ) ‘.
Menurut saya, akan lebih adil, bila kita tidak hanya mengandalkan orang lain ( atau justru menyalahkan orang lain ) untuk memberikan pengaruh positif pada kita, tapi kita pun berperan aktif dalam memberi efek positif bagi orang lain. Misalnya:
“ Jadilah orang baik, maka nanti kamu akan menarik teman-teman yang juga baik untuk berteman denganmu “,
“ jadilah wanita baik, nanti pria jodohmu adalah laki-laki baik “,
“ Kalau mau dapat jodoh yang berkualitas, maka berkualitaslah terlebih dulu “,
Dan banyak lagi contoh lainnya. Berpartisipasilah secara aktif menuju kebaikan yang diharapkan. Kata Mahatma Gandhi: ‘ Be the change you wish to see in the world’. Untuk bisa mengubah dunia menuju perbaikan, kita memang harus mau secara aktif mengusahakan perubahan tersebut.
Ok deh, jadi, mesti jadi orang baik dulu, baru bisa ketemu orang baik, gitu ya ? …. Tapi, menjadi Malaikat, mungkinkah ?
………………………………………..
Malaikat dan Iblis, secara sederhana adalah konsep tentang kebaikan dan keburukan. Tentu saja, saya juga mengimani keberadaan malaikat & iblis di dunia spirit, tapi saya juga yakin kedua mahluk spirit tersebut baru akan memberi dampak di dunia materi ( dunia nyata ) bila dibantu oleh manusia.
Manusia adalah perantara malaikat dan iblis di dunia nyata. Melalui manusia, kebaikan dan keburukan baru bisa berwujud. Sama halnya dengan ‘Surga yang berwujud dunia’, begitu juga malaikat dan iblis berwujud dalam bentuk manusia. Manusia adalah malaikat nyata dalam hidup sehari-hari. Manusia juga iblis nyata dalam hidup sehari-hari. Tinggal pilih, mau ada di pihak mana kita saat ini?
Dalam sistem pencernaan kita, ada yang dinamakan ‘bakteri baik’ dan ‘bakteri jahat’. Selain kedua itu, ada juga ‘bakteri netral’ yang bisa berubah jadi ‘bakteri baik’ bila pengaruh bakteri baiknya lebih kuat, menciptakan keseimbangan dan kesehatan organ pencernaan. Bakteri netral juga bisa berubah jadi ‘bakteri jahat’ bila pengaruh bakteri jahatnya lebih kuat. Dalam jumlah yang terkendali, bakteri jahat tidak akan menyebabkan kerusakan, tapi dalam jumlah yang terlalu banyak akan menyebabkan ketidakseimbangan dan penyakit.
Begitu juga di masyarakat. Semakin banyak pengaruh positif akan memberikan pengaruh positif di masyarakat, dan begitu juga sebaliknya. Kembali lagi pada awal tulisan ini, tentang niat yang SO SULIT itu…Sepertinya memang akan lebih mudah untuk mengadakan ‘kegiatan tandingan’ lainnya sebagai penyeimbang, ketimbang maksa ingin meyogakan***. Kegiatan yang lebih menyejukkan, dan menyebarkan energi / aura positif di masyarakat, yang akan memperkuat pengaruh bakteri baik pada bakteri netral, eh, pengaruh positif di masyarakat ^^
Dan jangan lupa, walaupun kebaikan itu dilihat dengan cara yang berbeda tergantung dari cara pandang masing-masing, tapi kebaikan akan menjadi ‘baik absolut’ bila cara menyampaikannya juga baik. Kerjakan setiap niat yang baik dengan cara yang baik. Cara yang buruk hanya akan merusak tujuan baik.
Maka, jadilah malaikat nyata yang ‘etis’ dalam hidup sehari – hari <3
……………………………………………….
Karma Yoga adalah yoga melalui TINDAKAN, dan pastinya tindakan yang dimaksud adalah tindakan positif. Secara pribadi, kesimpulan saya mengenai Karma Yoga adalah “ Pencerahan yang hadir sebagai refleksi dari melakukan tindakan-tindakan baik”.
Kebanyakan praktik dari Karma Yoga memang berupa pelayanan/membantu/menolong sesama dalam bentuk bakti sosial, pengumpulan sumbangan, bersedekah, memperbaiki sarana umum, dll. Menolong sesama mahluk ( manusia, hewan, lingkungan ) yang diiringi ketulusan hati akan menciptakan ketenangan yang meluas di pikiran, dan ketentraman hati. Keselarasan mental ini akan memengaruhi tubuh menjadi rileks, napas lebih dalam, dan jantung berdetak tenang. Seimbang antara tubuh, pikiran, dan hati. Kondisi yang memungkinkan hadirnya pencerahan ( atau beberapa orang menyebutnya pemahaman/ transformasi/ pengetahuan/ kesadaran / ilham/ inspirasi/ hikmah/ hidayah ). Syaratnya, menolong harus dilakukan secara tulus hati. Ikhlas.
Kenapa mesti Ikhlas?
Karena hanya Ikhlaslah yang bisa melembutkan dan membuka hati.
Hati yang lembut dan terbuka, hingga tidak ada satu pun ketegangan mampu tertahan didalamnya.
Hati yang terbuka, bersahabat, menerima Cinta Ilahi dari alam semesta. Memeluk diri dari segala arah.
Hati yang lembut, yang menguraikan semua ketakutan, ketidakpuasan, dan pengharapan berlebihan.
Hanya hati yang terbuka, yang bisa menjadi saluran cinta Ilahi, yang bercahaya dan mengalir melalui hati, dan kemudian menyebar keluar, menyentuh setiap hal yang ditemui olehnya.
Hanya hati yang lembut yang akan diliputi cahaya Cinta Illahi .. yang mampu ‘melihat’ bahwa setiap hal juga diliputi cahaya yang sama.
Dan akan menghadirkan rasa saling keterkaitan yang kuat, antara diri dan semua hal yang nampak.
Diriku adalah bagian dari semua ini.
Dan di saat hati menjadi saluran cinta Ilahi, diri pun menjadi teraliri cahaya cinta yang sama ,berlimpah.
Menjadikan diri sebagai bagian dari Cinta Illahi.
Diriku dan Cinta Mu, juga Satu ..
……………………………………………………………….
Berbuat baik juga adalah obat bagi jiwa. Dengan berbuat baik secara tulus, beberapa meyakini akan membakar samskara dan karma buruk di masa lalu, serta menjadi karma baik untuk masa depan. Beberapa lainnya meyakini berbuat baik akan mendatangkan berkah, perlindungan, dan pahala.
Orang-orang dengan masalah emosi berat ( depresi, cemas, trauma, stress, dll ) sangat disarankan untuk melakukan praktik Karma Yoga, melayani sesama, yang akan meningkatkan perasaan syukur, rasa penuh maaf, dan bahagia tanpa kondisi. Membuka Chakra Hati / Anahata, yang akan meningkatkan kemampuan untuk bersyukur dan berserah diri, juga meningkatkan kekebalan tubuh dan kemampuannya untuk menyembuhkan diri sendiri.
Manusia adalah perpanjangan Tangan Tuhan, malaikat di muka bumi.
Saat membantu sesamanya, manusia menolong dirinya sendiri.
Menolong itu sangat menyenangkan.
Bandung, akhir Maret 2012.
Lokah Samastha Sukhino Bhavantu. Semoga semua mahluk berbahagia.
Leave a Reply